TekekNologi – Artikel kali ini kita akan membahas tentang
analisis dan desain perangkat lunak. Tujuan dari dibuatnya artikel ini agar
kita dapat memahami pemodelan kebutuhan dengan objek oriented terstuktur.
SSAD (Struktur Analysis and Design)
SSAD merupakan metodologi yang digunakan dalam pembangunan
sistem berbasis komputer dan mentransformasikan suatu hasil analisis kedalam
suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan. Dikenalkan pada 1970, metode
ini adalah hasil turunan dari pemograman terstruktur.
Melalui SSAD yang pendekatannya secara terstruktur maka
permasalah yang bersifat komplek pada organisasi dapat dipecahkan serta memberikan
keluaran dari sistem lebih mudah dipelihara, fleksibel, memuaskan pemakaiannya,
memiliki dokumentasi yang baik. Tepat waktu, dan sesuai dengan anggaran biaya
pengembangan.
Didapati dari penjelasan materi SSAD pada Rabu (20/04),
beberapa hal dibawah ini merupakan karakteristik dari SSAD :
1. Merancang berdasarkan modul
2. Bekerja dengan pendekatan top-down
3. Dilakukan secara iterasi
4. Pengembangan dilakukan secara parallel
Dilansir dari naroclassroom.blogspot.com, berikut ini
kelebihan dari SSAD yang sudah dirangkum tekeknologi.com antara lain :
1. Mudah digunakan dalam pengaplikasiannya
2. Metode yang digunakan mumpuni dan layak digunakan standar
dalam berbagai industry
3. metode pendekatan
visualnya yang mudah dipahami programmer dan user
4. milestone yang jelas menjadikan manajemen proyek akan
lebih mudah digunakan.
5. menggunakan analisis grafis dan tool seperti DFD, menjadi
SSAD bagus untuk digunakan.
Masih dari situs yang sama, berikut ini beberapa kekurangan
dari SSAD
1. Manajemen kurang terkait langsung dengan SSAD
2. Karena berorientasi pada proses, kebutuhan non-fungsional
menajdi terabaikan.
3. User kesulitan melakukan evaluasi yang disebabkan
kurangnya tools selain design logic dan DFD yang default.
4. Tidak selalu memenuhi kebutuhan user
5. Sistem tidak adaptif denga perubahan
6. Sulit untuk melakukan dekomposisi
OOAD (Object Oriented Analysis and Design)
OOAD merupakan metode pendekatan terhadap masalah yang jauh
lebih perspektif, pendekatan berorientasi objek merupakan paradigm pemograman yang
berorientasi kepada objek. Data dan fungsi didalam paradigm ini dibungkus dalam
kelas-kelas atau objek.
Pendekatan pada OOAD terbagi menjadi dua;
a. Pendekatan Terstruktur
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau
proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai dengan proses yang paling
kecil
b. Pendekatan Objek
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek
yang ada dalam sistem.
Dilansir dari andevelez.blogspot.com, metodologi
pengembangan sistem beorientasi objek mempunyai tiga karakteristik utama:
1. Encapsulation
Merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program
terhadap data yang diproses. Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama
dalam suatu objek, sehingga prosedur atau fungsi lain dari luat tidak dapat
mengaksesnya. Data yang tersimpan pun terlindung dari prosedur atau objek lain,
kecuali prosedur yang berada dalam objek itu sendiri.
2. Inheritance
Inheritance merupakan teknik yang menyatakan bahwa anak dari
objek akan mewarisi data dan metode dari induknya langsung. Atribut dan metode
objek dari objek induk diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya. Inheritance
menggambarkan generalisasi sebuah kelas.
3. Plymorphisme
Polymorphisme merupakan konsep yang menyatakan bahwa sesuatu
yang sama dapat mempunyai bentuk dan perilaku berbeda. Kemampuan objek-objek
yang berbeda untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon pesan yang sama.
Penggunaan OOAD saat ini pun meningkat dibandingkan dengan
penggunaan metode pengembangan software dengan metode tradisional. Dengan adanya
OOAD sebagai metode yang baru bahasa pemograman berorientasi objek diciptakan
ini, nantinya dapat memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi
objek aplikasi bisnis.
Dikutip dari haritaningdhean.blogspot.com beberapa ini
adalah kelebihan dari OOAD ;
1. Lebih mudah digunakan dibanding SSAD
2. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis.
3. Analisis dan programmer tidak dibatasi dengan
implementasi sistem
4. Relasi objek dengan entitas (thing) dapat di mapping
dengan baik dalam sistem. Sehingga memudahkan dalam memahami desain
(Sommerville, 2000)
5. Encapsulation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain.
6. OOAD memungkinkan adanya standrisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain serta mengurangi resiko pelakasanaan proyek.
Masih dari situs yang sama, beberapa hal dibawah ini
merupakan kekurangan dari OOAD :
1. Tidak menekankan pada kinerja team
2.Tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang
dibutuhkan sistem
3. Tidak berbasis pada fungsional sistem
Sebagai kesimpulan dari materi ini, tekeknologi
membandingkan antara SSAD dan OOAD yang sudah dirangkum dari beberapa sumber. Beberapa
hal berikut ini adalah perbandingannya;
1 OOAD lebih fokus pada coding dibandingkan SSAD.
2.SSAD metode yang digunakan sudah lama, sehingga jauh lebih
matang dan layak digunakan, sementara OOAD metode baru yang masih relative sedikit
yang menguasainya namun memiliki relefansi yang lebih baik dengan perkembangan
software terkini.
3. SSAD coding tidak re-usable, sedangkan OOAD coding
re-usable.
4. SSAD berorientasi pada proses, sedangkan OOAD berorientasi
pada data/objek.